Ekonomi Online


 Tanpa harus korupsi, Mark Zuckerberg berhasil menjadi multi-miliarder termuda di Dunia. Di usiannya yang baru menginjak 25 tahun, sang pendiri sekaligus CEO website jejaring social Facebook ini telah memiliki kekayaan pribadi senilai US$64 miliar / setara dengan Rp. 36,86 triliun!
     Kabar anak muda yang kaya di Internet sebenarnya bukan isu baru. Sebelum Mark Zukerberg, dikenal, Sergey Brin, pendiri Search Engine raksasa Google telah dicatat oleh majalah Forbes sebagai orang terkaya ke-24 di Dunia dengan total kekayaan mencapai US$17,5miliar / setara dengan Rp 160,55 triliun pada tahun 2010.
     Padahal baik Google maupun Facebook menggratiskan layanannya di Internet. Lantas, dari mana semua uang itu berasal? Ayo kita bahas.
Modal Ventura
     Sebagian besar layanan online mendapatkan kucuran dana segar dari modal ventura. Modal Ventura yaitu investasi dalam bentuk pembiayaan berupa penyertaan modal dari pihak ke 3 dalam jangka waktu tertentu. Umumnya, investasi ini berupa penyerahan modal tunai yang ditukarkan dengan sejumlah saham.
     Meski menanggung resiko yang tinggi, para investor biasanya berani menyertakan modalnya karena mereka melihat peluang sebuah layanan online memperoleh keunutungan di masa depan. Facebook adalah contoh nyata dari penyertaan modal ventura ini.
     Facebook menerima investasi pertamanya senilai US$500 ribu pada Juni 2004 dari pendiri Paypal. Peter Thiel. Setahun kemudian, Accel Partners ikut menyuntikan dana ke Facebook senilai US$12.7juta dan Greylock Partners sebesar US$27.5juta. Suntikan dana ini digunakan ntuk menutupi kerugian yang dialami Facebook sebesar US$3.63 juta pada tahun fiscal 2005.
     Hal yang sama berlaku juga pada Google. Suntikan dana pertama untuk google terjadi pada Agustus 1998 sebesar US$100 ribu dari Andy Bechtolsheim, salah satu pendiri Sun Microsystem, yang bahkan disetorkan sebelum Google jadi perusahaan!
     Sepuluh bulan kemudian, pada 7 Juni 1999, Google kembali mendapatkan suntikan dana sebesar US$25 juta yang disetor oleh beberapa investor, dua diantaranya adalah perusahaan modal ventura Kleiner Perkins Caufield & Sequoia Capital.
Iklan dan E-Commerce
     Sudah bukan rahasia lagi, layanan online yang sukses mengandalkan pendapatannya dari iklan. Semakin banyak pengunjung dan pengguna sebuah layanan online, semakin tinggi pula tariff iklan mereka.
     Untuk urusan iklan online, Google berhasil meraup porsi terbesar, diikuti Yahoo!, Microsoft, dan AOL. Pendapatan Google dari iklan pada kuartal pertama 2009 sebesar US$5miliar 331 juta, kuartal kedua US$5 miliar 336 juta, kuartal ketiga5 miliar 757 juta, dan kuartal keempat US$6 miliar 889 juta / setara dengan Rp 209,99 triliun!
     Sementara, Facebook masih harus bersabar dengan total pendapatan sebesar US510 juta / setara dengan Rp 4,63 triliun pada 2009, yang sebagian besar diperoleh dari iklan. Untuk tahun ini, menurut Wall Street Journal, pendapatan Facebook akan mencapai US$710 juta, / naik 40% dari pendapatan tahun sebelumnya.
     Ke depan, bukan tidak mungkin website-website ini akan mengembangkan jalannya dengan membuka lini e-commerce. Twitter dalam developer conference-nya yang bertajuk chirp, baru-baru ini mulai mewacanakan lini e-commerce di layanan microblogging ini.
Opsi Premium
     Beberapa layanan online gratis memiliki opsi premium untuk menraik iuran dari penggunannya. Linkediln misalnya, memiliki paket premium nutk para pencari kerja. Semua opsi networking tetap gratis di Linkediln, tapi apabila menginginkan “hak-hak istimewa”, Anda harus mendaftar salah satu opsi premium mereka.
     Namun, adap pula layanan online yang mengambil langkah ekstrem seperti Ning. Mesti website jejaring social in memiliki jutaan pngguna, mereka baru-baru ini mengumumkan penghentian layana gratis, dan berkonsentrasi pada layanan berbayar mulai Juli tahun ini.
     Google sendiri menyediakan layanan premium ini dalam Sponred Links yang tampil di baris teratas halaman pertama hasil pencarian. Sedangkan Facebook menyediakan aplikasi berbayar Facebook Gifts yang memungut US$1 untuk setiap hadiah virtual yang kita berikan kepada teman.
Perdagangan Data
     Dengan 400 juta pengguna / 5% ari populasi dunia, Facebook adalah lumbung data yang paling up-to-date. Meski penjualan data pengguna bisa melalui privasi seseorang, layanan online bias mengolahnya menjadi dat anonim. Katakanlah data pengguna dari Indonesia; apa yang disukai dan tidak disukai mereka, ketertarikan dan sebagainya selain data pribadi, tentu masih bernilai.
     Seperti kutipan dari majalah Forbes “sepeti halnya iklan, data memainkan peranan yang sangat penting dalam bisnis. Facebook, Twitter, Linkediln, dan Myspace sudah memiliki miliaran data yang berguna, yang dapat menyimpulkan begitu banyak tentang apa yang terjadi, dalam masyarakat konsumen.”

Informasi Lebih Lanjut:

Sign up here with your email address to receive updates from this blog in your inbox.

0 Response to "Ekonomi Online"

Posting Komentar

Ayo Komentar. Karena Komentar Anda Begitu Berharga. :)