Kenapa Akses Internet Turun-Naik?


Sejak Agustus lalu, Aris yang tinggal di daerah Bogor meradang gara-gara akses internetnya tiba-tiba melambat padahal hari-hari sebelumnya layanan internet yang dipakainya tidak pernah bermasalah. Sementara Adit yang tinggal di Depok dan juga menggunakan layanan internet yang sama masih dengan tenangnya berselancar di dunia maya karena lancar. Lha, kok bisa? Ceritannya? Hehehehe…..
Belakangan ini operator seluler yang menjadi penyedia layanan internet banyak mendapat caci maki dari pelanggannya. Media konsumen, blog, forum, hingga status Facebook menjadi lumbung kalimat-kalimat serapah konsumennya yang seolah merasa ‘ditipu’ oleh operator.
Kecewaan mereka umumnya seragam. Internetnya susah akses atau bandwidth (kecepatan akses internet) yang didapat tidak lagi sesuai yang dijanjikan iklan. Kok bisa? Apa para operator telah berbohong? Mari kita cermati fenomena ini dengan kepala dingin. Sebenarnya ada beberapa hal yang perlu diperhatikan kenapa layanan internet yang Anda pakai tidak lagi konsisten dan lancar.

Teknologi
Hal terpenting terkait kualitas internet adalah faktor ini. Semakin canggih teknologi yang dimiliki operator maka semakin besar pula bandwidth yang tersedia, dan tentunya akan semakin bagus juga kualitas internet yang bisa Anda nikmati. Pada jaringan GSM dikenal istilah HSDPA (High Speed Downlink Packet Access) yang merupakan teknologi 3.5G. Teknologi ini merupakan generasi penerus UMTS (3G) yang menjadi cikal bakal broadband (akses data cepat).
 HSDPA terbagi lagi menjadi beberapa versi, misalnya HSDPA rel-5 yang memiliki kapasitas downlink (DL) 1.8 hingga 14.4 Mbps, dan uplink (UL) 384 kbps. Istilah downlink-uplink ini lebih populer dengan sebutan download-upload. Kemudian ada HSDPA rel-6 dengan peningkatan pada uplink menjadi 5.7 Mbps. HSDPA rel-6 kemudian dikenal sebagai HSUPA. Operator yang sudah mendukung HSDPA diantaranya Indosat, Telkomsel, dan XL.
Jika pada jaringan GSM dikenal HSDPA, operator CDMA memiliki EVDO (3G-nya CDMA), yaitu Evolution Data Optimized atau dikenal juga sebagai Evolution Data Only. Seperti halnya HSDPA teknologi ini dipilah-pilah lagi menjadi beberapa versi, yaitu EVDO Rev.A dengan lebar bandwidth 3.1/1.8 Mbps (DL/UL) dan EVDO Rev.B 9.3/5.4 Mbps (DL/UL).
Dibanding HSDPA teknologi EVDO memiliki keunggulan tersendiri dimana jalur data yang tidak akan terganggu oleh aktivitas sambungan suara (telepon), namun disisi lain EVDO yang tidak akan bisa melakukan sambungan telepon berbasis seluler. Kelebihan EVDO ini akan sangat terasa ketika Anda berinternetan pada jam sibuk (jam 6 sore hingga jam 10 malam) dimana masyarakat banyak melakukan panggilan telepon. Di Indonesia operator CDMA yang sudah menggelar EVDO adalah Mobile-8 dan Smart, keduanya masih mengadopsi EVDO jenis Rev.A.

Lokasi dan Jumlah Pelanggan
Dua faktor ini kedengarannya sepele, tetapi ini sangat penting. Seperti kasus di atas dimana akses internet Aris yang memble, sementara internetan di tempat Adit masih lancar padahal mereka berdua berlanggan paket internet dari operator yang sama. Untuk menjawabnya kami contohkan dengan ilustrasi berikut.
Misalnya Aris dan Adit berlangganan internet dari operator A yang sudah berteknologi HSDPA. Operator A ini menyediakan lebar bandwidth pada setiap BTS-nya sebesar 7.2 Mbps. Nah, ini bisa dihitung dengan matematika. Jadi jatah bandwidth yang didapat setiap pelanggan operator A adalah 7.2 Mbps dibagi total pemakai di wilayah tersebut. Metoda ini dikenal dengan istilah sharing bandwidth, dimana pembagian bandwidth tidak tetap untuk setiap pelanggan namun total bandwidth akan dibagi rata untuk semua pelanggan yang ada. Jadi semakin banyak jumlah pelanggan maka semakin rendah pula bandwidth yang akan diperoleh setiap pelanggan disana.
Pada kasus Aris dan Adit besar kemungkinan total pelanggan di tempat tinggal Aris lebih banyak ketimbang di daerah Adit sehingga besaran bandwidth yang diterima Aris lebih sempit alias tersendat. Untuk mengatasi masalah ini biasanya operator menambah kapasitas bandwidth-nya untuk daerah tertentu yang memiliki trafik dan jumlah pelanggan lebih banyak.
Pada kasus ini faktor jumlah pelanggan akan terasa lebih berpengaruh ketimbang teknologi-teknologi canggih yang dipakai operator. Jadi apa gunanya triji, empatji, limaji, atau ji ji lainnya kalau nantinya dibagi untuk jumlah pelanggan yang banyak? Betul nggak!

Waktu
Apakah Anda pernah merasakan betapa nikmatnya internetan di tengah malam menjelang pagi? Lancar bukan! Begini alasannya. Analoginya hampir sama dengan faktor sebelumnya (faktor jumlah pengguna) dimana kualitas internet akan berbanding terbalik dengan jumlah penggunanya. Semakin banyak jumlah pengguna maka semakin bobroklah kualitas internetnya. Maka jangan heran internetan pada dini hari disaat orang-orang normal tertidur pulas biasanya akan terasa lebih lancar. Sebaliknya interenetan pada jam sibuk akan menjadi saat-saat yang paling menjengkelkan, terlebih untuk pelanggan operator GSM sebab kapasitas bandwidth yang akan ikut terpakai oleh penggunaan telepon.

Jangkauan
Perlu diketahui meski sebuah operator sudah menggelar teknologi canggih seperti HSDPA ataupun EVDO, pada kenyataan tidak semua area coverage milik operator tersebut sudah tercover teknologi broadband tersebut. Perlu dicatat juga, hingga saat ini tidak ada satupun operator di Indonesia yang sudah mampu menyediakan broadband di semua layanan milik mereka.
Jadi meskipun ditempat tinggal Anda sudah tersedia layanan seluler belum tentu si operator tersebut sudah menggelar 3G disana. Umumnya layanan 3G masih terfokus di kota-kota besar yang memang memiliki basis pelanggan internet lebih banyak. Untuk kasus ini, kebijakan operator dalam menggelar 3G memang terasa kurang adil bagi mereka yang tinggal di pedesaan. Mereka harus rela internetan dengan akses tersendat-sendat padahal disisi lain mereka juga harus membayar jasa internetnya dengan biaya yang sama.

Faktor X : Teknis dan Cuaca
Selain empat faktor di atas tentu saja masih banyak faktor lainnya yang bisa mempengaruhi kualitas internet di rumah Anda. Faktor-faktor sisanya sengaja tidak kami deskripsikan dengan rinci sebab hanya terkait masalah teknis, misalnya perangkat keras dan sistem management bandwidth milik operator, kekuatan sinyal, kondisi server (alamat situs tujuan), virus di PC, kualitas modem yang Anda pakai, dan tentu saja pengaruh non-teknis cuaca.

Sign up here with your email address to receive updates from this blog in your inbox.

0 Response to "Kenapa Akses Internet Turun-Naik?"

Posting Komentar

Ayo Komentar. Karena Komentar Anda Begitu Berharga. :)